Malam Sastra di Badan Bahasa, Nostalgia Maha Karya Para Pembesar Sastra di Indonesia
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta- Pada peringatan Hari Sastra Indonesia ke-9, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyelenggarakan “Malam Sastra di Badan Bahasa” tahun 2022 secara hibrida di Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta.
Acara yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube dan medsos Instagram Badan Bahasa ini menjadi panggung bagi penampilan para pembesar sastra di Indonesia yang karyanya tak lekang ‘dimakan’ zaman.
Kegiatan Malam Sastra di Badan Bahasa dihadiri oleh para sastrawan, penggerak literasi, dan pelaku budaya yang mempersembahkan penampilan sastra, seperti pembacaan cerpen/monolog oleh Putu Wijaya yang berjudul “Merdeka”; Pidato Kebudayaan oleh Salim Said; pembacaan puisi oleh Niniek L. Karim dan Imam Soleh; penampilan Band Kosakata; musikalisasi puisi dari SMA Labschool Kebayoran; musikalisasi puisi oleh Rizki Anugrah Putra; dan penampilan menarik lainnya.
Menambah suasana keakraban, kudapan malam ini juga terasa begitu ‘merakyat’ karena pengunjung dapat menyaksikan berbagai penampilan yang menarik sambil menikmati jajanan pasar dari pedagang kaki lima yang biasa ‘mangkal’ di sekitar Kantor Badan Bahasa.
“Hari Sastra Nasional tahun ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk mengenang kembali jasa para sastrawan besar yang pernah kita miliki. Sebab, pada tahun ini, peringatan Hari Sastra Nasional bertepatan dengan 100 tahun penyair besar kita Chairil Anwar, 100 tahun sastrawan dan wartawan Mochtar Lubis, dan 105 tahun kritikus Sastra Indonesia, H.B. Jassin. Selain itu, acara ini juga berbarengan dengan perayaan 56 tahun majalah sastra Horison,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, secara daring.
Dalam kesempatan ini, Mendikburistek mengimbau agar masyarakat dapat mengingat kembali peran para tokoh besar dengan membaca, menelaah, dan memaknai ulang karya-karya mereka. Menurutnya, di sanalah bangsa Indonesia akan menemukan pemikiran-pemikiran penting yang perlu dipelajari untuk membangun masa depan yang lebih baik. “Saya yakin bahwa kita bisa melakukan langkah yang lebih nyata untuk mendorong pemajuan kebudayaan dan kesusastraan Indonesia sebagai bekal kita untuk melompat ke masa depan,” tegasnya.
Dikatakan Mendikbudristek, sastra bukan hanya tentang susunan kata dan kalimat berbunga-bunga dan bukan sekadar fiksi yang membawa kita larut dalam imajinasi belaka. Sejarah telah mencatat bagaimana para sastrawan telah turut berperan dalam membangun dan membangkitkan semangat kemerdekaan dari penjajahan melalui karya-karya hebatnya.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek berkomitmen untuk turut andil dalam pengembangan Sastra Indonesia ke depannya. Melalui Badan Bahasa, Kemendikbudristek akan terus melanjutkan program-program unggulan di bidang bahasa dan sastra seperti residensi penulis serta berbagai kegiatan sayembara dan penghargaan. Tidak hanya Sastra Indonesia, Kemendikbudristek juga akan terus berupaya menumbuhkan rasa cinta dan rasa bangga generasi muda terhadap sastra daerah melalui program prioritas Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah diluncurkan dalam program Merdeka Belajar episode ke-17.
“Program yang melibatkan komunitas bahasa dan sastra ini didukung lebih lanjut dengan Dana Abadi Kebudayaan yang dapat diakses oleh semua kelompok dan pelaku budaya di seluruh Indonesia,” lanjut Nadiem.
Kemendikbudristek mendorong para penulis dan sastrawan muda agar mempunyai tekad yang tinggi untuk terus mengembangkan sastra daerah dan sastra Indonesia dengan cara-cara yang jauh lebih kreatif dan inovatif. “Teruslah semangat untuk berkarya dalam semangat Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya,” pesan Mendikbudristek.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengungkapkan bahwa kehadiran para pembesar sastra pada acara Malam Sastra adalah suatu kehormatan. “Merupakan sebuah kehormatan dan kebahagian yang tak terkira karena pada malam ini, bersama dengan pengurus majalah sastra Horison, kami menjadi tempat untuk merayakan Hari Sastra Indonesia ke-9. Sejak pandemi Covid-19 menghantam kita semua pada awal tahun 2020, baru kali ini kami di Badan Bahasa mengadakan acara terbuka untuk merayakan salah satu kegiatan apresiasi bahasa dan sastra,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Kepala Badan Bahasa menyampaikan bahwa keberadaan Badan Bahasa semakin dirasakan nilai pentingnya oleh masyarakat. “Saya melihat kesemarakan penyelenggaraan program prioritas Badan Bahasa ini terjadi di seluruh Indonesia, difasilitasi oleh jajaran pegawai kami di UPT Balai dan Kantor Bahasa di 30 provinsi bersama pemerintah daerah dan masyarakat,” jelasnya.
Aminudin Aziz mengatakan, para pegiat bahasa dan sastra, baik sastra Indonesia maupun daerah, kini ikut bahu membahu untuk melambungkan dan menjayakan karya-karya kreatifnya. “Praktik-praktik baik yang selama ini telah dilakukan akan kami lanjutkan, misalnya, residensi penulis yang sempat terhenti selama masa pandemi, penghargaan kepada para pegiat bahasa dan sastra, penerjemahan karya-karya sastra untuk peningkatan kecakapan literasi, dan revitalisasi bahasa daerah,” urai Kepala Badan Bahasa.
Selain itu, dari sisi infrastruktur, terdapat penataan yang menonjol di Kantor Badan Bahasa. Aminudin Aziz menyebut bahwa kantornya kini dihiasi dengan taman-taman untuk menambah rasa nyaman. Adapun yang paling mencolok adalah kehadiran Panggung Terbuka. “Kami menyediakan panggung ini untuk digunakan sebagai tempat bagi pegiat bahasa dan sastra yang ingin menggelarkan karya-karya kreatifnya dan berbagi dengan masyarakat. Panggung Terbuka ini adalah milik kita bersama, milik para pegiat bahasa dan sastra, siapapun dan di manapun berada,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah dari para pengunjung yang hadir.
Kepala Badan Bahasa mengatakan bahwa pagelaran acara ini adalah hasil kerja sama lintas generasi. “Untuk semua kerja sama ini, atas nama Badan Bahasa dan Kemendikbudristek, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya khususnya kepada Mas Menteri Nadiem, Pak Taufiq Ismail dan seluruh jajaran majalah sastra Horison, Prof. Salim Said, Pak Putu Wijaya, Ibu Niniek L. Karim, Kang Iman Soleh, Sdr. Rizki Anugrah Putra, dan tim musikalisasi puisi dari SMA Labschool Kebayoran, serta semua pihak yang telah ikut terlibat dalam penyelenggaraan acara ini,” ujarnya.
Taufiq Ismail menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Malam Sastra ini. “Kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Bahasa atas kesediaan instansi ini menyelenggarakan Malam Sastra. Mari kita berkarya dalam sastra bangsa sebagai amal saleh,” katanya ketika menyampaikan pidato pengantar. (rls)